Di gelanggang olah raga negeri ini juga lawan tangguh untuk berbagai cabang baik level pesta olah raga regional maupun turnamen lainnya khususnya cabang tinju, panahan, sepak bola, dan atletik. Dalam bidang politik negeri ini paling sering memberikan suasana gaduh karena pergantian kekuasaan seperti mengganti pemain dalam pertandingan basket, dari kudeta ke kudeta silih berganti khususnya sampai tahun 1990 an.
Dengan pertimbangan itulah maka ketika awal-pertengahan November lalu bersama rombongan dari Java Promo melakukan promisi dan studi komparasi kepariwisataan saya manfaatkan untuk tahu lebih banyak tentang hal ikhwal Thailand.
Bangsa berkarakter
Thailand adalah sebuah model negeri di mana masyarakatnya tidak pernah berhenti melakukan modernisasi di semua lapangan kehidupan, juga demokratisasi dalam bidang politik, namun tetap mampu mempertahankan tradisi, adat istiadat, dan local wisdom, sehingga tampil menjadi bangsa yang berkarakter. Begitu pesawat AirAsia mendapat di Bandara Donmuang misalnya, terlihat arsitektur bergaya Siam, tulisan-tulisan pada papan informasi berbahasa dan huruf Muangthai (mirip bahasa Sansekerta dan huruf Jawa).
Maka bagi saya yang menarik dari Thailand bukanlah kawasan wisata Phuket dengan pantai-pantainya yang biru berkilau dan batu-batu karang menyembul indah di tengah pantai, dengan sambutan gadis-gadis cantik berkalungkan ratna manikam. Bukan pantai Pattaya yang mirip Kuta dan di malam hari penuh hingar bingar Hard Rock Café, pertunjukan Kabaret dan segudang hiburan panas lainnya.
Saya justeru lebih tertarik untuk mencari jawab atas pertanyaan mengapa Thailand menjadi negeri modern dengan pertanian dan pariwisata sebagai andalannya?
Di bidang pariwisata misalnya, jumlah penduduk negeri kerajaan berparlemen ini 69.518 .000 orang, namun wisatawan manca Negara pada tahun 2011 mencapai 18 juta orang dan tahun 2013 ditarget sebanyak 21 juta orang, 270 ribu di antaranya dari Indonesia. Bandingkan dengan Indonesia, dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa, wisatawan manca Negara hanya mencapai 7 juta orang per tahun. Wisatawan Thailand ke Indonesia hanya 68.000. Tak pelak dunia pariwisata memberikan sumbangan kedua terbesar bagi produk domestik regional bruto (PDRB) bagi Thailand setelah bidang pertanian.
Aman nyaman
Mengapa pariwisata Thailand maju, menarik, dan menjadi pilihan favorit bagi para pelancong dari seluruh dunia? Pertama karena Thailand selalu memberi rasa aman bagi para wisatawan, Kecuali satu orang wartawan Jepang yan g meninggal dalam liputan demonstrasi “kaos merah” pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shiniwatra tahun 2010, tak ada kejadian kekerasan lain terhadap wisatawan mancanegara di negeri ini. Thailand bisa membebaskan diri dari sarang terorisme, dari sasaran bom, dan berbagai bentuk kekerasan lain.
Kedua, Thailand menjaga keunikan tradisi yang dimiliki. Mereka menyerap ilmu dan teknologi asing sepanjang membawa kemudahan dan kemajuan hidup, namun mereka sangat menjaga anasir-anasir budaya seperti bahasa lokal, kuliner, pakaian, arsitektur, kesenian, adat istiadat, nilai-nilai tradisi, dan sebagainya. Di mana-mana, di forum apapun bahasa dan tulisan huruf Thailand selalu hadir menunjukkan eksistensinya, tidak larut dalam arus global hanya agar disebut modern.
Ketiga, Thailand sangat memanjakan tamu. Walaupun mereka kekeh pada nasionalisme yang kuat (Thailand adalah satu-satunya Negara di Asia tenggara yang belum pernah dijajah), tetapi ingin memberi yang terbaik pada tamu-tamu wisatawan. Di pusat-pusat perbelanjaan Wat Arun, di pusat peternakan lebah milik kerajaan, atau Pattaya atau Grand Palace, kita bisa berbahasa Inggris, namun juga cukup berbahasa Indonesia mereka akan melayani kita walaupun dengan kosa kata terbatas.
Untuk membeli barang-barang yang kita inginkan, sangatlah senang bila kita menggunakan mata uang bath, tetapi tidak juga ditolak penggunaan mata uang US dollar atau rupiah. Boleh buka pula di internet, promosi wisata di web ada edisi khusus bahasa Negara-negara sasaran, termasuk bahasa Indonesia.
“Kami harus memanjakan wisatawan, karena dari wisatawan kami memperoleh uang, ekonomi tumbuh, dan hadir dalam pergaulan dunia”ujar Zareena, gadis cantik berkerudung sutera alam Thailand dalam bahasa Indonesia yang fasih dengan nada renyah, ramah, dan setia menemani kami diskusi berjam-jam. Zareena seorang Muslimah, lahir dari keluarga yang fasih berbahasa Indonesia, bukan pekerja biro perjalanan namun sering diundang oleh KBRI di Bangkok untuk menemani tamu-tamu dari Indonesia. “Kebetulan saya suka melancong juga”ujar perempuan pemilik lesung pipit sambil tertawa lepas.
Bersih dan mewah
Keempat, masyarakat Thailand sangat menjaga kebersihan lingkungan hidupnya. Sejauh-jauh mata memandang tidak ada sampah bertebaran. Orang makan minum sambil berjalan cukup banyak, tetapi tidak bar ber membuang sampah semaunya. Jalanan mulus, taman kota tergelar hijau segar, sungai-sungai mengalir jernih, tanpa limbah dan serakan sampah.
“Hidup bersih sudah sangat memasyarakat di Thailand, bukan hanya di kantor atau lingkungan kerja, namun juga sudah terbawa dalam kehidupan sehari-hari di rumah. “Orang Thailand menyukai hidup dalam lingkungan bersih, cenderung mewah, dan makan enak. Kebiasaan itu didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sekitar 7 persen pada tahun 2012, dengan tingkat pengangguran yang sangat rendah. Lihat saja, di seluruh kota dan di tempat-tempat pariwisata tidak ada satu pun pengemis atau gelandangan”tutut Arif Suyoko, Minister Counselor Embassy of The Republic Indonesia, yang hadir menyambut rombongan Java Promo, di Hotel Dynasty, tempat kami menginap dan melakukan pertemuan.
Dan mengapa sangat sedikit wisatawan ke Indonesia, bahkan yang ke Jateng-DIY hanya 600 orang per tahun? Bukankah sudah ada rute langsung Jogjakarta-Bangkok dengan lama penerbangan hanya 2,5 jam saja?
“Selama ini masyarakat Thailand hanya tahu obyek wisata di Indonesia hanya dua, yaitu Bali dan Borobudur. Destinasi lainnya tidak dikenal, termasuk dataran tinggi Dieng”tambah Zareena. Itulah maka promosi gencar harus dilakukan. Orang Thailand menyukai perjalanan menikmati budaya manca negara, tetapi dengan syarat obyek wisatanya bersih dan makanannya enak. Sebab kebiasaan wisata di sini masih dilakukan oleh orang-orang berpendidikan tinggi dan tin gkat ekonomi menengah ke atas, jadi seleranya tinggi juga, pungkas Zareena dengan mimik serius.
Tersebab Raja Menanam
Nah kalau soal pertanian, apa rahasia kemajuan bidang ini? Pertanian Thailand maju karena raja Thailand menyukai pertanian. Raja sering memperlihatkan diri ke publik sedang menanam bunga, sedang berkebun, sedang memetik buah dan sebagainya. Sering juga Raja tiba-tiba muncul di tengah para petani yang sedang berladang. Perilaku raja ini ditiru oleh sebagian besar keluarganya. Di Thailand yang menganut sistem monarkhi, posisi raja sangat kunci. Apa yang dilakukan dan dikatakan raja, rakyat Thailand akan mengikuti. Raja benar-benar menjadi panutan, bukan hanya keputusan politiknya, namun sampai hal-hal kecil kehidupan sehari-hari.
Raja menanam bunga, seluruh negeri menanam bunga, di mana-mana kita saksikan aneka bunga tumbuh subur aneka warna sedap di pandang mata. Raja memelihara ikan patin, semua warga mengikutinya. Di beberapa lokasi, di sungai Chao Praya misalnya, ada beberapa sudut di mana ikan bergerombol dengan bebas, setiap orang yang datang bersiap melihat sambil memberi makan, tidak satu pun yang datang dengan niat mancing atau menangkap ribuan ikan tersebut yang berebut makanan pemberian para wisatawan.
Raja juga mendorong kaum tani untuk menjadi pengusaha atas produknya sendiri, atau menjadi petani pengusaha. Dengan cara ini kaum tani akan memperoleh nilai lebih. Maka petani di Thailand, selain menanam, juga menjual dan mendistribusikan hasilnya. Pemerintah memfasilitasi promosi dan membangun jaringan internasional. Buah-buahan Thailand yang sampai ke Indonesia itu, bukan hasil perkebunan besar, tetapi dari perkebunan rakyat yang tidak terlalu luas namun berhasil dikoordinasikan dengan baik oleh instansi terkait sehingga terjaga standar ekspornya.
Untuk memancing motivasi antarpenduduk dan antarkawasan, Thailand menerapkan strategi kebijakan “One Tambun One Product” atau satu desa satu produk yang di Indonesia juga sering diucapkan. Tambun adalah desa dalam bahasa Thailand.
Dengan model kepemimpinan seperti itu, tak pelak Thailand hadir memimpin Negara-negara di kawasan Asia Tenggara di berbagai bidang. Dari Thailand kita belajar, bagaimana pemimpin tidak hanya bicara dan berteori, namun turun ke lapangan dan siap menjadi model bagi rakyat setianya.
Menunggu gadis Zereena
Akhir pertemuan yang diikuti sekitar 25 biro perjalanan Thailand diperoleh kesimpulan bahwa Thailand siap bekerjasama membantu pebgembangan Pariwisata Indonesia khususnya anggota Java Promo dengan prinsip-prinsip persaudaraan ASEAN. Realisasi komitmen tersebut, bulan Februari 2013, mereka merencanakan untuk melakukan fun trip ke anggota Java Promo, dengan biaya penerbangan dari mereka sendiri. Diharapkan dari kunjungan ini, mereka bisa menyusun paket-paket perjalanan untuk para pelancong yang akan dibawa di masa mendatang.
Terima kasih Thailand, karena engkau telah banyak memberi pelajaran kepada kami. Terima kasih Zereena, atas senyum dan pelayananmu. Kutunggu janjimu, hadir dalam Festival Serayu Banjarnegara 2013, bulan Agustus 2013 mendatang. ***
Oleh : Hadi Supeno
Penulis adalah Wakil Bupati Banjarnegara,
Ketua Dewan Pembina Yayasan Kreativitas Budaya Indonesia.
suarajateng.com