BANJARNEGARA – Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Winong kian menunjukkan perkembangan signifikan. Hal ini dapat dilihat saat Wakil Bupati Banjarnegara Drs. H. Hadi Supeno, M. Si meninjau lokasi pengolahan sampah seluas lebih dari 3 hektar itu (16/3). Nampak beberapa pekerja tengah mengolah sampah. Dua escafator tengah memilah material, beberapa pemulung dengan tekun memilih limbah, sementara beberapa pekerja sedang mempersiapkan sampah yang dipilih untuk diolah menjadi pupuk.

Pemandangan di TPA Winong berbeda dengan beberapa TPA di kabupaten tetangga. Di sini bau busuk tidak begitu menyengat, sedikit lalat, dan tidak ada ternak liar seperti sapi dan kambing. Lokasi yang jauh dari pemukiman menciptakan kesan damai, ditambah hijaunya alam di sekitarnya. Di tepi lokasi TPA, terdapat sebuah unit pengolahan yang siap menyula sampah menjadi pupuk.

Wakil Bupati Drs. H. Hadi Supeno, M. Si mengatakan, kunjungannya ke TPA Winong bukan karena dalam rangka penilaian adipura saja, melainkan ingin mengajak seluruhh pengelola, pekerja dan siapapun yang mempunyai ‘kedekatan’ dengan TPA Winong. “Saya mengajak kepada siapa saja untuk menjaga kelestarian alam dengan menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Aplikasinya sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya dan giat menanam pohon!,” katanya. Hadi Supeno optimis, TPA Winong ini dapat menjadi tempat pembuangan dan pengolahan yang representatif dan ramah lingkungan.

Lebih lanjut Wabup meminta kepada Dinas terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum sebagai pengelolaan TPA Winong untuk terus memperbaiki sistem pengelolaannya. Kini, TPA Winong dilengkapi dengan fasilitas pengolahan air lindi dan sampah padat serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk pengendalian lalat. Lokasi TPA dihasilkan dari pembebasan lahan pertanian oleh penduduk kepada pemerintah kabupaten Banjarnegara.

Pengolahan sampah di TPA Winong menggunakan sistem Controlled Landfill. Mekanisme kerja nya dapat digambarkan dimulai dari pengangkutan sampah dari kota yang terkumpul di TPS, transferdepo, maupun kontainer ke TPA setiap hari. Di TPA, sampah kemudian dikumpulkan pada zona aktif setiap hari. Lima hari sekali sampah akan ditimbun dengan tanah. Sedang gas Metan yang dihasilkan oleh tumpukan sampah disalurkan melalui pipa gas pembuangan agar tidak menyebar. (mujipras).