BANJARNEGARA - Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo Senin (4/3) melakukan panen padi perdana percepatan tanam IP 300 dengan menggunakan alat mesin panen jenis combine harvester di lahan seluas seluas 10 hektar area di persawahan Desa Mandiraja Kulon, Kecamatan Mandiraja. Peralatan mekanisasi pertanian tersebut merupakan bantuan dari Kemetrian Pertanian untuk Gapoktan Desa Mertasari, dan di uji cobakan untuk panen perdana di Desa Mandiraja Kulon.
“Dengan Combine Harvester panen bisa lebih efektif, karena untuk panen satu hektar lahan hanya di butuhkan waktu 2 jam,” kata Noto Raharjo Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Mandiraja .
Selain lebih efisien secara waktu panen dengan menggunakan alat tersebut juga mengurangi jumlah padi yang terbuang saat penen. Sebagai perbandingan jika menggunakan combine padi yang terbuang hanya 8 hingga 10 persen sedangkan jika menggunakan tenaga manusia bisa sampai kehilangan 20 persen padi yang terbuang.
Hanya saja tambah Noto Combine Harvester tersebut kurang bisa berfungsi maksimal di lahan pertanian yang tidak rata dan di area persawahan yang berlumpur.
“Selaian lahan harus kering saat panen, alat tersebut kurang berfungsi maksimal di area perwasahan yang tidak rata,” lanjutnya.
Usai melakukan panen perdana Bupati Sutedjo juga melakukan simulasi pengendalian hama tikus dengan mengunakan asap belerang di lahan persawahan di Desa Banjengan Kecamatan Mandiraja.
“Asap belerang yang di kemas seperti mercon di sulut lalu masukan kedalam lubang tikus , setelah beberapa menit tikus yang ada di dalam lubang tersebut mati,” kata Aris pengamat hama di wilayah tersebut.
Cara lainnya adalah dengan meletakkan belerang di mulut lubang tikus lalu di bakar dengan menggunakan penyemprot api yang dilengkapi dengan gas dari tabung LGP 3 kg.
“Dengan peralatan tersebut di harapkan tingkat serangan hama tikus akan menurun, ” tambah Aris.
Pada kesempatan yang sama Bupati Sutedjo tersebut meminta agar petani di wilayah tersebut mengembangkan pola tanam padi-padi-palawija, pola tanam tersebut menurutnya bisa memutus mata rantai hama tanaman dan meningkatkan produksi palawija.
“Pola tanam padi-padi-palawija juga memaksimalkan hasil penen dan antisipasi serta solusi serangan hama ,” kata Sutedjo
Selain antisipasi pada serangan hama, dengan diselingi tanaman palawija berpotensi untuk menambah pendapatan petani. Bupati berharap pola penanaman seperti ini dapat diikuti secara turun temurun dan menghasilkan kualitas yang baik.
Alih Fungsi lahan
Lebih lanjut Bupati Sutedjo juga meminta petani di wilayah tersebut tidak mengalih fungsikan lahan persawahan produktif .
“Jika tidak terpaksa sekali lahan persawahan yang produktif kami minta jangan di alih fungsikan menjadi perumahan atau bangunan lain. Alif fungsi tersebut secara tidak langsung akan mengurangi produksi beras,” kata Sutedjo.