Semarang- Menutup 2012, Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo, menambah penghargaan di bidang kesetiakawanan, dengan memperoleh Satya Lencana Kebaktian Sosial 2012, kategori penanganan permasalahan kesejahteraan sosial/bidang kemanusiaan/ kemasyarakatan. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI, Boediono, mewakili Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2012, di Lapangan Ngaralamo, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (20/12).

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Drs Budi Wibowo MSi, didampingi Kepala Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, Agus Utomo SSos, menjelaskan, penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial diberikan kepada Gubernur Jawa Tengah karena perhatian dan kepeduliannya dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di provinsi ini. Baik melalui kebijakan anggaran, maupun program kegiatan penanganan PMKS.

Ditambahkan, PMKS di Jawa Tengah mencapai 6.090.369 jiwa. Terdiri dari, penyandang kemiskinan sebanyak 5.146.267 jiwa, keterlantaran 431.491 jiwa, kecacatan 239.859 jiwa, korban bencana 179.286 jiwa, ketunaan 78.020 jiwa, keterpencilan 13.540 jiwa, dan korban tindak kekerasan 1.906 jiwa.

Sejumlah upaya terus dilakukan untuk menangani PMKS di Jawa Tengah. Antara lain, dengan restrukturisasi kelembagaan Panti Sosial menjadi Balai Rehabilitasi Sosial (Balai Resos), demi tercapainya tujuan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi PMKS yang semakin efektif, efisien, akuntabel, dan berhasil.

Upaya lainnya, mewujudkan Ibukota Provinsi Jawa Tengah bebas anak jalanan dan pengemis, gelandangan, orang terlantar (PGOT). Hal tersebut bukan hanya untuk mencapai ketertiban dan keindahan umum, tapi juga wujud perhatian pemerintah untuk memenuhi hak dasar atas penghidupan yang layak bagi mereka yang dilindungi Undang-undang. Namun, dalam pelaksanaannya memang tidak mudah dan tidak murah, mengingat kondisi objektif perilaku sosial anak jalanan dan PGOT yang berada pada posisi negatif. Dapat dikatakan, mereka tidak tahu, tidak mau, dan tidak mampu mengakses sumber-sumber penanganan masalah kesejahteraan sosial.

“Tapi, pemerintah provinsi juga tidak tinggal diam. Pada 30 Desember 2010 telah dibentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan PMKS di Provinsi Jawa Tengah, dengan harapan tidak ada lagi masyarakat yang menganggap dirinya tidak terjangkau dan diabaikan oleh pemerintah. Dan terbentuknya TRC merupakan langkah nyata Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, untuk melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial secara komprehensif,” beber dia.

Tidak hanya itu, Gubernur Bibit Waluyo juga memiliki komitmen kuat untuk melestarikan dan menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Salah satunya, dengan menjadi inspirator dalam renovasi Taman Makam Pahlawan Nasional Giri Tunggal Semarang, yang juga dinyatakan sebagai TMPN terbaik kedua se-Indonesia setelah TMP Utama Kalibata Jakarta.

Komitmen lainnya, terus berupaya untuk menekan dan mengentaskan kemiskinan di provinsi ini. Setiap tahun, jumlah kemiskinan terus mengalami penurunan. Pada 2008 kemiskinan di Jawa Tengah ini mencapai 19,23 persen. Pada 2009 sudah turun menjadi 17,72 persen, 2010 menjadi 16,56 persen, dan pada 2011 juga turun menjadi 16,21 persen. Sedangkan realisasi sampai dengan Maret 2012 sebesar 15,34 persen atau sekitar 4,977 juta jiwa dari target 2012 sebesar 13,44 persen.

“Dana dari APBD Provinsi yang digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial di Jawa Tengah juga terus meningkat. Dari Rp 125,923 miliar para 2009, menjadi Rp 132,680 miliar pada 2010, Rp 145,574 miliar pada 2011, Rp 155,842 miliar pada 2012, dan meningkat lagi menjadi Rp 171,483 miliar pada 2013. Karena keberhasilan dalam menangani PMKS, Gubernur Bibit Waluyo mendapat penghargaan Satya Lacana Kebaktian Sosial dari Presiden RI,” kata Budi. (****tgh)

Sumber : www.jatengprov.go.id