WONOSOBO - Pondok Pesantren perlu merubah paradigma pola hidup santrinya, melalui pola hidup bersih dan sehat, hal ini disampaikan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Wonosobo, Drs. M.A. Kholiq, M.Ag., dalam pembukaan seminar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah Kabupaten Wonosobo, bulan Maret lalu.
Sebelumnya ada paradigma untuk bisa hafal kitab harus “gudigen” dulu, atau dengan kata lain santri hanya fokus pada pendalaman materi agama saja, tidak memperhatikan pola hidup dan lingkungan yang bersih dan sehat. Saat ini pola pikir seperti itu sudah tidak relevan lagi, karena perkembangan teknologi yang pesat, sehingga memungkinkan adanya perubahan pola hidup santri yang lebih sehat dan bersih, salah satunya melalui pembangunan lingkungan sanitasi yang bersih dan sehat.
Lingkungan sanitasi yang meliputi persampahan, drainase, kesehatan dan kebersihan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus tersedia sehingga perlu perhatian semua pihak. Oleh karena itu perlu beberapa upaya yang bisa dilakukan para santri untuk ikut memecahkan permasalahan sanitasi ini antara lain melalui peningkatan kesadaran dan keterlibatan santri dalam pengelolaan sanitasi, utamanya pada tahap pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan pondok pesantren.
Berangkat dari keprihatinan dan kepedulian akan kondisi lingkungan sanitasi ini, ICMI Kabupaten Wonosobo mengadakan seminar, yang mengambil tema Hygiene Sanitasi Pondok Pesantren, dengan harapan hasil dari seminar ini bisa menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Wonosobo, khususnya dalam merumuskan kebijakan tentang pengelolaan sanitasi.
Selain itu melalui seminar, yang diikuti 130 peserta dari pondok pesantren se Wonosobo, pengurus ICMI organisasi daerah dan satuan se Wonosobo, serta pimpinan ormas Islam se Wonosobo ini diharapkan bisa mengawal upaya peningkatan lima kualitas program utama ICMI, yakni keimanan dan ketakwaan, kualitas fikir, kualitas karya, kualitas kerja dan kualitas hidup. Seminar kali ini merupakan pelaksanaan kegiatan yang kedua kalinya oleh ICMI Wonosobo setelah pelantikan pengurus baru, sebelumnya ICMI Wonosobo telah melakukan seminar ekonomi syariah, dimana hasilnya telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk menjadi rekomendasi pelaksanaan pembangunan perekonomian di Kabupaten Wonosobo.
Terkait pembangunan sanitasi secara umum di Wonosobo, tidak bisa terlepas dari sasaran capaian program MDG’s tahun 2015 di Indonesia, yakni pembangunan sanitasi tercapai 72%, saat ini di Jawa Tengah pembangunan sanitasi telah tercapai 60,3% dan tahun 2013 ini diaharpakn bisa tercapai 63%.
Bupati Wonosobo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala BAPPEDA Wonosobo, Drs. Amin Suradi, M.Si., menyampaikan pondok pesantren memiliki peran penting dan strategis dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada beberapa hal yakni sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, sehingga keberadaanya sangat mengakar dan berpengaruh ditengah masyarakat, kemusian pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan untuk mencetak generasi muda yang berakhlak mulia dengan menggabungkan etika, moral dan agama, sehingga nantinya setelah menjadi pemimpin diharapkan akan memberikannuansa-nuansalingkungan berkelanjutan.
Selain itu pondok pesantren sebagai lembagayang sangat berperan dalam pengkajian, pengajaran dan dakwah, diharapkan dalam berbagai aktivitas dan dakwahnya dapat mengajak masyarakat untuk berperilaku ramah lingkungan dan memperlakukan lingkungan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan hadits.
Amin berharap, melalui kegiatan ini, mampu menjawab dan menghasilkan konsep hygiene sanitasi pondok pesantren di Kabupaten Wonosobo, dalam upaya untuk melahirkan sumber daya manusia yang handal serta mampu untuk terus berperan serta dalam pembangunan bangsa.
Tampil sebagai narasumber, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, dr. RM. Okie Hapsoro BP, M.Kes, MMR, Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo, Imron Awaludin, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Siwatu, K.H.Muslim Syaifudin, dan dari Pondok Pesantren Al Asy’ariyyah Kalibeber, K.H. Muchotob Hamzah.
suarajateng.com