CILACAP – Sebanyak 19 imigran gelap asal Sri Lanka yang sempat terdampar di Perairan Nusakambangan, Selasa (29/1) kemarin dievakuasi menuju kantor Imigrasi Cilacap. Sementara lima imigran lainnya sudah lebih dulu dibawa ke Cilacap, dua meninggal dunia, dua lainnya dalam kondisi kritis yakni satu keluarga ibu dan anak yang didampingi ayahhnya. Mereka mendapatkan perawatan di RSUD Cilacap.
Sebenarnya, total imigran asal Sri Lanka ini berjumlah 25 orang. Namun dikabarkan, satu orang lagi memilih menceburkan diri ke laut saat kapal yang mereka tumpangi karam di Perairan Nusakambangan. Dia diketahui sebagai pemimpin rombongan.
Kepala Imigrasi Cilacap, Syamsul Bahri mengatakan, pihaknya langsung memeriksa 19 imigran tersebut. "Kami juga berkoordinasi dengan IOM (International Organization for Migration) serta UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) yang akan mendampingi imigran asal Srilanka ini" tegas Syamsul. Jika pemeriksaan telah selesai, pihaknya segera mengirimkan para imigran tersebut ke Rumah Detensi Imigrasi di Semarang.
Sementara data yang diperoleh HUMAS CILACAP menyebutkan, identitas dua imigran yang meninggal dunia yaitu Suta Nilason, imigran perempuan berusia 25 tahun dan Tampapela Vijayaraja, seorang laki-laki 45 tahun. Sedangkan dua imigran yang kondisinya kritis diketahui bernama Siti Safi Kaabdul Jabar (35) dan anak lelakinya yang masih berusia 4 tahun Ahmad Fatheen. Sang ibu menjalani perawatan di ruang IGD sedangkan anaknya di ruang Catliya didampingi sang ayah, Akhmad Lutfia.
"Mereka dibawa ke rumah sakit Selasa pagi sekitar jam 7. Dua imigran yang meninggal masih berada di kamar jenazah" ungkap Wakil Direktur RSUD Cilacap, Choizin Sungaidi.
Sebelumnya, puluhan imigran gelap asal Sri Lanka ini mengalami kecelakaan laut disekitar Perairan Nusakambangan. Kapal yang mereka tumpangi tenggelam saat hendak menuju ke Pulau Kokos Australia. Tujuan mereka tak lain ingin mendapatkan suaka seperti yang sudah ditempuh oleh para imigran sebelumnya. (AP).
suarajateng.com