CILACAP - Dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi, Badan Lingkungan Hidup (BLH) berupaya untuk mengurangi beban rumah tangga dan menjadikannya sebagai IPAL Biogas pengganti kompor gas elipiji.
Sampai saat ini setidaknya sudah ada sekitar 20 IPAL Biogas yang diwujudkan BLH disejumlah wilayah baik untuk skala rumah tangga maupun skala besar. "Terakhir tahun 2012 kemarin, kita buat dua yang besar dan sembilan unit yang kecil, tapi enam diantaranya bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup" ungkap Plt.BLH Kabupaten Cilacap, Tuty Handaningsih.
IPAL.
Untuk Biogas yang besar katanya mampu mencukupi kebutuhan gas untuk keperluan masak-memasak bagi sekitar lima rumah tangga sedangkan yang kecil memang peruntukannya hanya satu rumah tangga. "Gambarannya untuk yang unit besar paling tidak dari kotoran 20 sampai 30 ekor sapi. Ini biasanya dibuat pada sentra peternakan yang limbahnya mencukupi" jelasnya.
Sebenarnya permintaan untuk pembuatan IPAL Biogas limbah sapi ini cukup banyak, namun karena keterbasan anggaran sehingga permintaan hanya direalisasikan secara bertahap. Tuty menerangkan, untuk membuat satu IPAL Biogas minimal dibutuhkan anggaran Rp 15 juta. Bangunannya dirancang untuk bisa bertahan sampai 20 tahun menggunakan beton.
"Manfaat utama mengganti gas elpiji dan costnya sangat murah ketimbang pakai elpiji. Memang untuk pembuatannya mahal tapi dibantu APBD" jelas dia,
Selain mengurangi beban rumah tangga, program ini merupakan upaya BLH untuk menanggulangi pencemaran udara dan air yang dapat ditimbulkan dari limbah kotoran sapi. (SJ/AP/hmscilacap).
suarajateng.com